Rabu, 09 Maret 2016

Tren Fashion 2016 Indonesia

Tren fashion 2016 sudah bisa diraba mulai sekarang. Sebab, Oktober kemarin, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) sudah menerbitkan panduan Trend Forecasting 2016-2017 Decoding: Fashion dengan tema Resistance.
Penerbitan kurikulum fashion itu selalu dilakukan paling tidak 3 bulan sebelum tahun berakhir. Itu untuk memberi waktu kepada desainer memproduksi bajunya. Saat ini, sejumlah desainer di Malang sudah memproduksi baju yang akan banyak digunakan pada 2016 mendatang.
Mengambil nama tren Resistance, tren fashion tahun 2016 diilhami dari sebuah keadaan yang sudah sangat kuat menyatu. Ini bisa didapatkan dari kultur budaya lokal maupun kekhasan daerah atau negara tersebut.
Segala hal yang berhubungan dengan teknologi, percepatan informasi, hingga kebudayaan menjadi hal yang paling mewarnai tema Resistance. Secara umum, ada 4 pembagian kategori di tema ini. Yaitu biopop, humane, colony, dan refugium.

Rèsistance

Dalam mengembangkan riset trend forecasting 2016/2017, tim BD+A Design bersama dengan Isti Dhaniswari, seorang periset tren dari Nuremberg, Jerman, memulai proses dengan mengidentifikasi trend driver berdasarkan metode ‘history’. Metode ‘history’ ini dilakukan dengan menganalisa kejadian-kejadian penting yang terjadi di dunia untuk melihat probabilitas ‘kekuatannya’ dalam memengaruhi tren untuk mendapatkan visual images yang kemudian dikembangkan bersama dengan tim BD+A Design menjadi tema utama tren (impulse) dan tema turunannya.
Berdasarkan metode tersebut, didapatkan fakta bahwa manusia akan terus dihadapkan pada tantangan–tantangan yang bisa mengganggu kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia perlu untuk melindungi diri dari berbagai tantangan seperti: kelangkaan sumber daya alam, kualitas hidup yang menurun, perubahan iklim yang cukup ekstrim mulai merusak habitat manusia, serta kondisi politik yang akan terus bergejolak. Hal-hal tersebut menjadi inspirasi dalam pemilihan tema Indonesia Trend Forecasting 2016/2017, yaitu Rèsistance yang diambil dari kata resistance yang berarti melakukan perlawanan untuk melindungi.
***
Untuk warna-warna yang akan diusung di tren 2016, warna-warna lembut maupun warna dasar hingga permainan gradasi akan sangat mendominasi. Juga permainan deret warna. Jadi misalnya dari kuning, akan diturunkan menjadi kuning muda, kuning pucat, hingga ke level kuning terang dan kuning tua.
Mengaca tren 3 tahun terakhir, tema budaya dan tradisi menjadi tema yang sangat kental. Seperti tahun ini, tema rehabiliart juga menjadi tema utama desainer menelurkan karyanya. Tren ini bisa digunakan dalam semua baju. Termasuk baju ready to wear.
Untuk busana ready to wear, akan mengandalkan potongan-potongan minimalis, warna-warna dasar, dan minim tekstur. Outfit model-model sport juga akan tetap memiliki ruang tersendiri.
Seperti tahun ini, saat meledak tren jogger pants (celana kerut), itu kan juga mengadopsi celana sport. Celana-celana dengan bahan yang elastis ataupun sweater yang mengadopsi style sport juga masih akan hadir.

4 Tema Fashion 2016

Biopop


Gaya fresh inovatif, merespon kemajuan teknologi dalam kaitan krisis pangan, muncul teknologi supercanggih namun dilihat dari kacamata kekanakan, seakan tanpa beban. Gaya naif dengan warna menyala mendominasi tema ini.
Kemajuan riset-riset synthetic biology memberikan harapan baru dengan terciptanya material-material dan generator energi baru. Sebuah harapan yang memberikan aura kegembiraan, tercermin dalam produk-produk yang dibuat dengan dorongan bermain yang tinggi dan warna-warna cerah.

Humane



Merespon teknologi yang semakin canggih sehingga menjadikan manusia sebagai objek semata. Prinsip kemanusiaan yang mementingkan ergonomi muncul di tema ini. Desain bisa terlihat rumit namun nyaman dikenakan, atau bisa juga sangat simpel dan logic, manusiawi.
Pertanyaan apakah manusia akan berevolusi menjadi cyborgs di masa depan, disangkal oleh perkembangan wearable technology, yang justru memungkinkan manusia membatasi diri dari ketergantungannya pada teknologi dan kembali kepada fungsi kemanusiaannya.

Colony


Terinspirasi dari komunitas yang ada di dalam sarang semut, sarang lebah, pattern retakan tanah, teknologi yang dibangun oleh alam, tampil dalam gaya romantic namun sekaligus terstruktur dan tertata dengan cermat, ada permainan tekstur dengan prinsip irama dan pengulangan.
Perubahan iklim dunia menimbulkan paradigma mengenai kelayakan permukaan bumi sebagai ruang hidup, menghasilkan pemikiran mengenai penciptaan sebuah koloni alternatif yang bisa menjamin kelangsungan hidup generasi masa depan.

Refugium


Terinspirasi dari kelompok urban yang berpindah-pindah dan membawa “rumah”nya kemanapun pergi. Bentuk “pod”, sarung, permainan volume dan gigantic pattern yang terinspirasi dari budaya lokal, menjadi pilihan tema ke-4 ini.

Kondisi darurat yang seringkali tak disadari menjadi permanen itu menjadikan dasar pemikiran kemanusiaan untuk memberi keamanan dan kualitas hidup dalam situasi penuh keterbatasan dengan menggunakan konsep-konsep inovasi frugal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar